Menderita TB, Angga Butuh Uluran Tangan Dermawan

DL/15122020/Lampung Selatan

--- Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, itulah gambaran yang saat ini sedang dialami Angga (21) warga Dusun 3 Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan.

Ia menderia Tuber Colosis (TB) sejak Maret 2020 lalu. Hingga tubuh Angga tinggal tulang berbalut kulit dan hanya bisa berbaring di tempat tidur sederhana.

Saat detiklampung.com berkunjung ke rumah Angga, pada Selasa 15 Desember 2020 disambut ramah oleh wanita paruh  baya, Tamsirah (50) dan Natalia (29), mereka adalah orang tua dan kakak kandung Angga. Dalam keluarga Angga merupakan anak bungsu dan 3 saudaranya yang lain adalah perempuan.

Kepada detiklampung.com, Natalia bercerita, adiknya angga diketahui mengidap TB pada Maret 2020 lalu, saat Angga dibawa berobat ke Puskesmas di desanya.

“ Awalnya adik saya batuk-batuk kering tidak bisa mengeluarkan dahak, semakin hari tubuhnya mengalami penyusutan hingga kurus sampai tulang-tulangnya terlihat menonjol dibalik kulitnya. Lantas kami bawa berobat ke Puskesmas, pihak Puskesmas menyatakan bahwa adik saya mengindap TB. Saat itu, adik saya diberi obat dan sudah menunjukkan perubahan, Angga sudah mulai pulih, namun beberapa saat kemudian adik saya teledor telat mengosumsi obat dan penyakitnya kambuh lagi,” kata Natali.

Lebih lanjut Natali menjelaskan, penyakit yang diderita Angga sama persis yang dialami oleh Sartono (Alm) ayah mereka. Sartono meninggal sekitar 2 tahun lalu karena terkena TB. Karena kondisi ekonomi yang pas-pasan hingga pengobatan Sartono tidak maksimal.

“ Ya karena kondisi ekonomi lah mas yang membuat pengobatan ayah kurang maksimal. Kalau si Angga punya Kartu Indonesia Sehat (KIS), tapi hilang saat digunakan di Puskesmas jadi untuk berobat saat ini dengan berobat umum,” jelasnya.

Cerita Natali diamini Tamsirah. 

Dikatakan Tamsirah saat ini putranya  sedang menjalani pengobatan ke dokter spesialis paru di Kota Metro.

“ Untuk biaya berobat kami sangat membutuhkan bantuan para dermawan, belum lama ini ada bantuan dari komunitas sepeda motor, Depsos dan dari Desa. Itulah yang kami gunakan untuk mengobati anak saya,” katanya.

Sebagai seorang buruh tani, Tamsirah merasa sangat butuh uluran tangan para dermawan dan perhatian Pemerintah demi kesembuhan anaknya.

Dijelaskan Tamsirah, Angga mulai terbaring dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun sejak November 2020 lalu.

“ Mas Bisa lihat sendiri kondisi anak saya, semakin hari semakin kurus badannya. Untuk pengobatan terus berjalan saya bawa ke Dokter specialis paru di kota Metro dengan status pasien umum,” Tandasnya (Gun)